....... WELCOME TO SEPTIYANI'S BLOG ........

So Sw3et.......!

Sabtu, 26 Juli 2008

tugas pak moko 1

PROSES KERJA PESAWAT TV

Bagaimanakah Televisi

Bekerja?Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera

Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.
PRINSIP KERJA TELEVISIPesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.Selain gambar, juga membawa suara ?Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.Saluran dan Standar Pemancar TelevisiKelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.JENIS-JENIS SISTEM TELEVISISistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:NTSC (National Television System Committee)PAL (Phases Alternating Line)SECAM (Sequential Couleur a Memorie)PALBNTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.

BAGIAN-BAGIAN TELEVISIRangkaian Catu Daya (Power Supply)Rangkaian berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.

Rangkaian Penala (tuner)Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi ( penguat HF ), pencampur (mixer), dan osilator lokal.Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.

Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency)Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala ( tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat tergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayanan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.

Rangkaian Detektor VideoRangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.
Rangkaian Penguat VideoRangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL(automatic brightness level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.

Rangkaian Defleksi SinkronisasiRangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.

Rangkaian AudioSuara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.

JENIS-JENIS LAYAR TELEVISITipe Layar Televisi CRT (catode ray tube)Pada televisi jenis ini layar terlihat lebih cembung ketimbang jenis lainnya. Teknologi televisi dengan tabung CRT tergolong paling tua dan hingga saat ini terus digunakan dan dikembangkan. Walaupun telah muncul teknologi yang baru. Tabung CRT hanya berisi sebuah tabung sinar katoda (cathode-ray tube) sedang untuk perbandingannya, plasma terdiri dari satu juta tabung fluorescent berukuran sangat kecil.

Tipe Layar Televisi PlasmaDalam prinsipnya, layar plasma tersusun atas dua lembar kaca. Di antara keduanya diisi ribuan sel, yang ratusan di antaranya berisi gas xenon dan neon. Dua jenis elektroda panjang, address electrode dan transparent display electrode, direntangkan di antara lempengan kaca tersebut. Saat layar plasma dihidupkan, elektroda-elektroda yang saling berpotongan di atas sel itu diberi muatan listrik oleh komputer layar untuk mengionisasi gas dalam sel. Ini berlangsung ribuan kali dalam sepersekian detik. Arus listrik pun melewati gas di dalam sel dan menghasilkan aliran partikel bermuatan listrik yang cepat, yang merangsang atom gas tersebut melepaskan foton ultraviolet.

Foton ultraviolet berinteraksi dengan fosforKemudian, foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor yang akhirnya melepaskan energi di dalam bentuk sinar foton yang jelas. Setiap pixel tersusun atas tiga sel sub pixel yang terpisah, masing-masing dengan fosfor yang berbeda warna, yaitu; merah, hijau, biru yang akan bercampur menghasilkan warna pixel.Untuk menyeragamkan kekuatan arus listrik yang mengalir melalui sel berbeda, sistem kontrolnya akan menambah atau mengurangi intensitas warna setiap sub pixel. Hal ini untuk menghasilkan ratusan kombinasi merah, hijau, dan biru yang berbeda. Dengan cara ini, sistem kontrol dapat menghasilkan warna dalam spektrum luas, sekira ada 16,77 juta warna bisa dihasilkan sebuah layar plasma. Inilah yang membuat tampilan gambar plasma sangat tajam dan jelas.

SEJARAH PENEMUAN TV

Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
Dalam penemuan televisi (tv), terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.

1.4 ALIR KERJA PEMANCAR TV

Pemancar televisi UHV dan VHF

A. Kualitas Penerimaan Siaran Televisi
Besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat dipengaruhi beberapa parameter dari stasiun pemancar yang meliputi antara lain :
Daya pancar
Gain dan sistem antena pemancar
Jarak lokasi pemancar dengan lokasi penerimaan
Frequency saluran yang digunakan
Gain dan antena sistem dari pesawat penerima
Profile chart antara antena pemancar dengan antena pesawat penerima
Ketinggian lokasi pemancar terhadap lokasi penerima
Apabila dinyatakan dalam rumus, dapat kita lihat dengan jelas parameter-parameter yang berpengaruh pada penerimaan signal siaran televisi :
Pfs(db) = Po(db) + Gant Tx(db) – Apl(db) + Gant Rx(db)
Pfs(db) : Level Field Strength dalam satuan dB
Po(db) : Power Output pemancar dalam satuan dB
Gant Tx(db) : Gain antena pemancar dalam satuan dB
Apl(db) : Anttenuasi Path Loss dalam satuan dB
Gant Rx(db) : Gain antena penerima dalam satuan dB

B. Daya Pancar
Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akan mempengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.
C. Gain Antena
Besarnya Gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena serta frequency yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkin digunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan menimbulkan VSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF dapat saja untuk menerima signal UHF dan sebaliknya, namun Gain antenanya akan sangat mengecil dari yang seharusnya.
D. Path Loss (redaman Ruang)
Path Loss dapat diartikan sebagai redaman propagasi, yaitu besarnya daya yang hilang dalam menempuh jarak tertentu. Besarnya redaman disamping ditentukan oleh kondisi alam seperti tidak adanya halangan antara pemancar dengan penerima dan kondisi altitude dari masing-masing lokasi maupun antara kedua lokasi, redaman sangat dipengaruhi oleh jarak antara pemancar dengan penerima dan frekwensi yang digunakan. Dengan tanpa memperhitungkan kondisi alam dan lokasi dimana pemancar dan penerima berada, besarnya Path Loss dapat dihitung dengan menggunakan rumus “Free Space Loss” sebagai berikut :
A pl(db) = +32,5(db) +(20 log D (km))(db) + (20 log F (Mhz))(db)

E. Kebutuhan Daya Pancar
Besarnya daya pancar yang diperlukan untuk menjangkau sasaran pada jarak tertentu dipengaruhi antara lain oleh besarnya frekwensi, ketinggian antena pemancar dan antena penerima serta profile antara lokasi pemancar dengan lokasi penerima, serta besarnya level kuat medan yang diharapkan dapat diterima oleh pesawat penerima. Besarnya level kuat medan penerimaan siaran televisi untuk frekwensi band tertentu, CCIR/ ITU-R memberikan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai referensi, namun demikina di setiap negara dapat saja memiliki kebijaksanaan tersendiri tentang kualitas penerimaan siaran televisi yang dikaitkan dengan persyaratan kuat medan minimum. Sampai saat ini di Indonesia belum ada kebijaksanaan khusus mengenai persyaratan minimum kuat medan pancaran siaran televisi yang harus dipenuhi untuk suatu penerimaan siaran televisi yang dianggap baik. Sementara itu, untuk kebutuhan perencanaan pengembangan perluasan jangkauan digunakan rekomendasi CCIR/ ITU-R sebagai acuan. Dibawah ini sebagai contoh disampaikan daftar kuat medan minimum menurut rekomendasi CCIR dan daftar kuat medan minimum yang digunakan oleh negara Australia.
Untuk menganalisa perbedaan kebutuhan daya pancar antara pemancar VHF dengan UHF dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan propagasi gelombang pada “free space” ataupun menggunakan chart/ grafik propagasi yang disusun oleh CCIR serta dengan memegang variabel-variabel tertentu dalam kondisi yang sama. Pada kesempatan ini marilah kita lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variabel-variabel yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :
Jarak pemancar dengan penerima = 20 Km
Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle dan ketinggian antena pemancar dan penerima tidak diperhitungkan
Frekwensi VHF = 200Mhz dan UHF = 500Mhz
Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -30dBm/Z = 50Ohm
Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm
Gant = Gain antena = 10dB
Po = power output pemancar
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)
Dengan data sebagaimana tersebut diatas, dapat dihitung kebutuhan power output VHF yang dapat menjangkau sasaran sejauh 20Km adalah sebagai berikut :
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)
Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log200
Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 26db + 46db
Po(db) = 62,5 dbm = 2,5dbk = 1,8KW
Sedangkan untuk pemancar UHF diperlukan power output sebesar :
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)
Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log500
Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 26db + 54db
Po(db) = 75,5 dbm = 15,5dbk = 35KW
Apabila dilakukan perhitungan dengan menggunakan grafik rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variable-variable yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :
Jarak pemancar dengan penerima = 20Km
Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle
Ketinggian antena pemancar = 150meter, dan ketinggian antene penerima penerima = 10meter
Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -32dBm/Z = 50Ohm
Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm
Gant = Gain antena = 10dB
Po = Power output pemancar
Dengan data sebagaimana tersebut diatas dan dengan menggunakan standard CCIR, besarnya daya pancar dapat dihitung sebagai berikut :
1. Perhitungan Daya Pancar Pemancar VHF,Dengan menggunakan grafik pada gambar 1, dapat dijelsakan bahwa dengan 1 Kw atau 0dbk ERP pada jarak 20Km dengan ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh field strength sebesar 63dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 75dbuV/m pada jarak 20Km diperlukan ERP sebesar 12dBk dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar VHF yang diperlukan sebesar 2dBk atau 1,58KW
2. Perhitungan Daya Pancar Pemancar UHF,Dengan menggunakan grafik pada gambar 2, dapat dijelaskan bahwa dengan 1 KW atau 0dbk ERP pada jarak 20Km denagn ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh Field Strength sebesar 61dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 19dbk, dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar UHF yang diperlukan adalah sebesar 9dbk atau 8KW Dari uraian tersebut diatas dapat disampaikan bahwa untuk mendapatkan kualitas penerimaan gambar dan suara yang baik pada jarak yang sama diperlukan daya pancar yang lebih tinggi apabila menggunakan pemancar UHF dari pada apabila menggunakan pemancar VHF.
F. Biaya Investasi
Penggunaan pemancar UHF untuk menjangkau daerah sasaran yang sama jauhnya, diperlukan biaya investasi yang jauh lebih besar daripada menggunakan pemancar VHF. Hal ini sangat wajar karena untuk menjangkau sasaran tertentu pemancar UHF memerlukan daya yang 3 s/d 5 kali lebih besar daripada daya pemancar VHF. G. Kualitas Kualitas hasil pencaran dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitas hasil pancaran dari pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan. Perbedaan yang mungkin terjadi tudak akan dapat dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, tetapi hanya dapat diketahui dengan mengunakan alat ukur. Tidak adanya perbedaan kualitas penerimaan gambar dan suara dari pemancar televisi VHF dan UHF ini barangkali dapat ditanyakan kepada yang sempat melihat siaran televisi Singapore, Malaysia, Jepang ataupun Jerman, dimana perbedaan kualitas penerimaan siaran televisi VHF dan UHF tidak dapat di indentifikasi.
PENGGUNAAN PEMANCAR VHF OLEH TVRI
Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan frekwensi (Radio Regulation) untuk penyiaran televisi pada pita frekwensi VHF dan UHF. Sesuai dengan sistem pertelevisian yang dianaut oleh indonesia yaitu CCIR B dan G maka penggunaan frekwensi tersebut telah diatur sebagai berikut :
VHF band I : saluran 2 dan 3VHF band III : saluran 4 s/d 11VHF band IV : saluran 21 s/d 37VHF band V : saluran 38 s/d 70
Sejarah pertelevisian di Indonesia diawali pada tahun 1962 oleh TVRI di Jakarta dengan menggunakan pemancar televisi VHF. Pembangunan pemancar TVRI berjalan dengan cepat terutama setelah diluncurkannya satelite palapa pada tahun 1975. Pada tahun 1987, yaitu lahirnya stasiun penyiaran televisi swasta pertama di Indonesia, stasiun pemancar TVRI telah mencapai jumlah kurang lebih 200 stasiun pemancar yang keseluruhannya menggunakan frekwensi VHF, dan pemancar TV swasta pertama tersebut diberikan alokasi frekwensi pada pita UHF. Kebijaksanaan penggunaan pita frekwensi VHF untuk TVRI dan UHF untuk swasta pada saat itu dilakukan dengan beberapa pertimbangan yang menguntungkan negara sebagai berikut :
Jumlah saluran TV pada pita VHF yang jumlahnua hanya 10 saluran hampir seluruhnya telah digunakan untuk 200 stasiun pemancar terutama di pulau Jawa, maka pemancar TV swasta yang pertama dan berlokasi di Jakarata dialokasikan pada pita frekwensi UHF.
Pemancar VHF lebih ekonomis dan tidak berbeda kualitasnya dengan pemancar TV UHF sangat cocok unruk stasiun penyiaran pemerintah yang terbatas dana pembangunannya.
Kesinambungan pemeliharaan dan penggantian pemancar TVRI yang 70% adalah buatan LEN sangat didukung oleh hasil produksi LEN yang belum memproduksi pemancar UHF.
TVRI terus memperluas jangkauannya sampai ke pelosok tanah air dimana saat itu masih banyak masyarakat di daerah yang belum mampu membeli pesawat TV berwarna dan pada saat itu pesawat hitam putih hanya dapat menerima saluran VHF.

Kamis, 05 Juni 2008

TUGAS BU ARI(Label film)

LabeL Film

Label film adalah Penamaan atau simbol dari suatu film
Pengertian indie label sering ditolakbelakangkan dengan major label. Di Amerika, grup indie memang lahir dari perlawanan terhadap perusahaan rekaman yang masuk dalam kategori besar atau major, semisal Sony BMG, Paramount, ABC, dan lain-lain. Dengan kata lain, indie adalah melawan arus besar. Tapi pengertian indie juga digunakan oleh orang-orang film. Yang tidak terdengar menggunakan istilah indie adalah seni teater, sastra, tari, seni rupa. Musik dan film memang lebih dekat dengan industri, dalam pengertian mendikte secara ekonomi, snobistik dan epigonistik. Dilihat dari sisi ini, indie mengandung pengertian independensi atau tidak mau didikte oleh selera pasar.

Rabu, 04 Juni 2008

tugas bu ari(magazin dan label film)

Menyimpan magazin dengan film
Kamera Film atau motion picture camera dipakai untuk memotret gambar satu persatu dengan kecepatan yang teratur. Pemotretan yang dimaksud mempunyai prosedural sama dengan cara yang dilakukan oleh kamera still foto. Perbedaannya adalah pada hasil di mana foto dilihat sebagai barang cetakan tapi dalam bentuk proyeksi ke layar.Pemotretan dengan kecepatan teratur diberdayakan untuk proyeksi. Misalnya gambar bergerk normal jika dipotret sebanyak 24 gambar per detik. Jika kurang atau lebih kecepatannya yang didapat adalah gerak tak normal.Gambar yang diputar berurutan menghasilkan ilusi akibat kerja kamera yang pada prinsipnya berhubungan dengan persistence of vision dan intermittent movement.Pilih menu berikut untuk mengerti bagaimana prinsip kerja kamera film:
A. Prinsip Kerja
B. Intermittent Movement
C. Persistence of Vision
A. Prinsip KerjaPrinsip kerja kamera film itu dibangun oleh mekanisme yang disebut intermittent movement. Sebelumnya perlu dijelaskan beberapa pengertian menyangkut bagian dari mekanisme agar lebih mudah mengetahui prinsip kerja kamera film.Berikut adalah penjelasan tentang tentang:
1. Shutter
2. Claw, dan
3. Baterai
1. Shutter Shutter kamera film berfungsi untuk menutup dan membuka lubang masuk cahaya ke film yang dihadapkan ke aperture atau camera gate.Karena fungsinya itu, shutter umumnya berbentuk busur berporos untuk melakukan rotasi. Karena itu disebut rotating disk dengan cut out 180 derajat.Pelaksanaan fungsi terjadi sewaktu berputar. Ketika membuka film dicahayai dan ketika menutup film berganti.Karena itu perlu dijelaskan fungsi komponen lain claw yang akan dijelaskan lebih lanjut.
2. Pull Down ClawClaw atau pull down claw berfungsi untuk menarik film dari dan ke camera gate. Proses kerjanya unik karena bekerja ketika shutter menutup sehingga film yang sudah dicahayai dan fil baru tidak terkena sinar.Film yang mendapat giliran dicahayai ditekan oleh pasak pengerat lalu mengendur ketika shutter menutup kemudian dikait oleh claw.Cara kerja pull down claw adalah mengait frame film pada sprocketnya seperti cara burung pelatuk.
3. BateraiSumber daya yang menggerakkan kamera film adalah listrik yang diubah menjadi arus searah. Fungsi itu diambil alih baterai karena
lebih mudah membawanya.
B. Intermittent Movement Pengertian Intermittent Movement dibangun oleh diantaranya seperti dijelaskan dalam prinsip kerja tadi, dan:
1. Frame
2. Perforasi/Sprocket
3. Magazin
4. Loop, serta
5. Pilot pin
1. FrameSifat intermittent movement berhubungan dengan framing yang dilakukan oleh aperture. Setiap kamera membuat frame sesuai ukurannya. Frame motion picture yang umum adalah 35 mm dan 16 mm. Untuk pemakainan khusus ada yang berukuran 8 mm dan 70 mm.
2. Sprocket Sprocket atau perforasi adalah lubang-lubang di tepi frame yang berguna untuk sangkutan claw ketika bekerja menarik film.
3. MagazinMagazin adalah tempat menyimpan film. Prinsipnya mengambil tugas darkroom. Film aman di dalamnya. Magazin memasok dan menyimpan film setelah dicahayai.
4. LoopBila kita memasang film di proyektor, dianjurkan membuat loop agar tarikan film lentur. Nampaknya hal ini disebabkan ketika memasang film ke camera gate dengan cara yang sama. Jadi agar film lentur ditarik dari magazin maka looping mutlak berlakunya.
5. Pilot PinPilot Pin atau registration pin adalah alat yang bertugas mengarahkan film yang akan dicahayai dengan bekerjasama dengan claw.Perlu diingat bahwa bila semua komponen yang disebut di atas dimiliki oleh semua jenis kamera, tapi untuk pilot pin hanya beberapa jenis saja yang menggunakannya. Pada dasarnya, tanpa pin, film akan bergerak menurut azas intermittent.Sayangnya bila ada kecerobohan ketika looping maka film tanpa pilot akan berputar terus sampai kusut.C. Persitence of VisionAkhirnya pengertian terhadap persistence of vision dibangun oleh sifat motion picture atau bioskop. Maksudnya, seperti menonton film, adapun gambar yang sampai di mata adalah gambar yang sudah tergulung di rel karena sudah tinggal kesan akibat diilusikan oleh proyeksi.Fenomena ini terjadi karena cepatnya frame berganti (1/50 detik) mengakibatnya memori lama yang tersimpan diotak belum hilang muncul memori baru sudah menggantikannya, sehingga persambungan frame tidak lagi dapat dilihat mata.Rumus fisika sesungguhnya adalah "persistence of vision with regard no moving object" atau sering disebut ilusi.Tak heran bila sering disebut istilah "tipuan mata" atau trick dalam pembuatan film yang pada dasarnya menciptakan kesan sesungguhnya padahal sudah berlalu.

Sabtu, 31 Mei 2008

tugas multimedia

Bagaimanakah cara mengoperasikan Kamera Panasonic MD10000
Jelaskan :
1. Menu apa saja yang terdapat dalam kamera tersebut?
2. Bagimana langkah membersihkan head kamera?
3. Berapa Zoom yang ada pada kamera Panasonic MD10000?
4. Ada berapa konektor yang bisa terhubung dengan kamera Panasonic MD10000? Sebutkan!
5. Bagaimana langkah memasukan kaset miniDV yang benar?
Jawab :
1. Menu-menu dalam kamera Panasonic MD 10000
• AC Adaptor, DC input lead and AC main head
• Battery pack (lithium-ion)
• Infra-red remote controller
• External stereo microphone
• S-video cord
• AV cord
• Shoulder strap
• Head cleaning tape
• Lens cap
• Panasonic NV-MD10000 manual
2. Cara untuk membersihkan head kamera :
1. Cleaning tape digunakan dengan durasi tidak lebih dari 10 detik dalam posisi record. Jangan menggunakan cleaning tape untuk waktu lebih dari 10 detika karena akan memperpendek usia head drum anda.
2. Cleaning tape yang anda miliki tampaknya tidak memerlukan cairan (semprot). Untuk DV camcorder, cara membersihkan head drum dengan disemprot mohon dihindari karena dapat merusak head drum.
3. Zoom yang ada pada kamera Panasnic MD 10000Kualitas lensa kelas menengah dengan optical zoom sebesar 16X cukup untuk shooting dalam keadaan biasa. Disertakan pula digital zoom 'hanya' sampai 10x untuk menjaga distorsi gambar tidak terlalu banyak. Perlu diketahui, bahwa zoom secara digital akan membuat ketajaman gambar berkurang. Pada intinya Panasonic MD1000 ini didesain sebagai kamera professional dengan penggunaan yang semudah kamera amatir.
4. Konektor yang terdapat dalam kamera Panasonic MD 10000 ada 5, yaitu :1. S-Video2. Firewire3. USB4. Audio-video5. HDMI
5.Cara memasukan kaset mini dv yang benar
• Cari kemudian buka tempat dimana kaset harus diletakkan (ada di sebelah kanan )
• Tunggu hingga bagian dalam kamera tersebut terangkat dan membuka sendiri.
• Masukkan kaset mini DV (bagian yang berwarna merah berada di bawah dan bagian yang berlubang berada di dalam).
• Tekan bagian dalam kaset tempat diletakan, tunggu hingga bagian itu turun sendiri kemudian baru tutup bagian luar tempat kaset.

Jumat, 25 April 2008

mengisi dan memelihara battery selama pembuatan film

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 1
KODE UNIT : TIK.MM02.008.01
JUDUL UNIT : Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film
DESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk menangani
dan mengkoordinasikan stok film termasuk
penyimpanan, pembongkaran dan persiapan film
untuk proses di laboratorium. Unit ini juga
mencakup koordinasi tentang kekuatan batery.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
01 Mengisi dan memelihara
batery selama
pembuatan film
1.1. Dipastikan bahwa sumber tenaga cukup dan
tersedia.
1.2. Alat pengisi dipastikan sesuai dengan batery
yang digunakan.
1.3. Pengisian batery dengan aman menurut
rekomendasi perusahaan.
1.4. Batery yang sudah diisi dipelihara untuk
memenuhi syarat pengambilan gambar.
1.5. Pemberian label batery menurut setatusnya.
02 Mengkoordinasikan stok
film dan peralatan yang
digunakan untuk
pembuatan film
2.1. Koordinasi dengan personil yang terkait.
2.2. Kepastian jadwal pembuatan film dan rasio
personil yang relevan.
2.3. Pemilihan stok film yang benar dan peralatan
lain untuk meyakinkan bahwa stok ada dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
jadwal produksi.
2.4. Kelengkapan stok yang diperlukan dan yakinkan
adanya waktu pengambilan film.
2.5. Kepastian stok film dan nomer golongan ‘batch’
cocok dengan persyaratan.
2.6. Pencatatan dengan cermat pencampuran
kelompok dan jumlah strip.
2.7. Penyimpanan dan pengepakan stok film untuk
menghindari kerusakan dan lindungi terhadap
bahaya lingkungan.
2.8. Labelisasi kaleng film dengan cermat.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 2
2.9. Pemantauan stok mengenai tanggal
kedaluwarsanya.
2.10. Dokumentasi catatan stok dengan cermat dan
dapat dibaca.
2.11. Pelengkapan lembar laporan kamera dengan
cermat, terbaca dan sesuai dengan skedul.
2.12. Dokumentasi dan pengelompokkan stok yang
digunakan selama produksi.
2.13. Pemantauan stok dan pemberitahuan pada
personil yang relevan untuk meyakinkan bahwa
stok masih tersedia cukup selama produksi.
03 Menyimpan magazin
dengan film
3.1. Pemeriksaan magazin untuk menyakinkan
bahwa magazin tahan terhadap sinar dan
masih dapat dioperasikan sebelum disimpan.
3.2. Pembersihan magazin film dan dipastikan
magazin bersih sebelum disimpan.
3.3. Dipastikan bahwa ruang/tas penyimpan tahan
sinar dan bahwa pencampuran sisi film dapat
dikenali di tas atau ruang anti cahaya.
3.4. Identifikasi stok dan nomer kelompok film
dengan benar sebelum diikat dan disimpan.
3.5. Penggunaan tanda ujung selama pengambilan
gambar untuk menghindari tindakan berakibat
sia-sia.
3.6. Perhatikan sumber, baca dan pahami buku
panduan dan melakukan penjilidan bilamana
perlu.
3.7. Labelisasi magazin dengan mempertimbangkan
kerugian terhadap kondisi cuaca, bahaya
lingkungan dan prosedur penanganan yang
benar.
3.8. Pengurutan sejumlah magazin untuk keperluan
persyaratan pembuatan film.
3.9. Perhatian terhadap masalah dan kerusakan dan
dilakukan tindakan perbaikan yang sesuai.
3.10. Pelengkapan dokumen dan dipastikan dokumen
cermat dan dapat dibaca.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 3
04 Memasang magazin
pada kamera
4.1. Bersihkan kamera untuk memastikan kamera
bebas debu, pasir dan benda asing lainnya dan
periksa semua fungsi dapat dioperasikan
sebelum menampilkan film.
4.2. Simpan magazin yang sudah dipasang pada
kamera yang diperlukan.
4.3. Pemasangan kamera dengan memberi perhatian
pada kerugian karena cuaca, bahaya lingkungan
dan prosedur penanganan untuk menghindari
kerugian selama pengikatan.
4.4. Koordinasi terus menerus dengan personil yang
relevan dan pahami dan pastikan persyaratan
film selama pembuatan film.
05 Melepas film dari
magazin
5.1. Dipastikan ruang penyimpan/tas anti cahaya.
5.2. Pemilihan jenis dan ukuran kaleng film untuk
penyimpanan digudang dan transportasi film
yang ditayangkan.
5.3. Penyimpanan film dan labelisasi kaleng film,
dengan memberi pertimbangan pada kerugian
akibat cuaca, bahaya lingkungan dan prosedur
penanganan yang benar untuk menghindari
kerusakan selama pengoperasian.
5.4. Penggunaan isolatip pada kaleng film dengan
aman untuk melindungi dari cahaya.
5.5. Pembersihan magazin film dan dipastikan
magazin bersih sebelum disimpan.
06 Menyiapkan dan
mengirim film sebelum
proses
6.1. Koordinasi dengan personil terkait dan pastikan
persyaratan alur waktu selama proses dan
pengembalian film.
6.2. Pencatatan kelompok film dan jumlah strip.
6.3. Penggabungan dengan jelas dan cermat laporan
dan dokumen khususnya laporan film gambar.
6.4. Pengiriman film ke lab yang masih dalam batas
tanggal untuk segera diproses.
6.5. Pemberian instruksi pemrosesan dengan jelas
pada lab untuk meyakinkan bahwa proses
dilakukan menurut batas tanggal perusahaan.
6.6. Kepastian dan pertimbangan kemampuan lab
untuk memenuhi batas tanggal jadwal produksi.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 4
6.7. Informasi kepada personil yang relevan tentang
harapan terhadap film yang diproses sesuai
dengan urutan waktu.
BATASAN VARIABEL
1. Lingkungan dimana multi kamera televisi digunakan meliputi:
1.1. Pada lokasi - interior
1.2. Pada lokasi - eksterior
1.3. Pada siang hari
1.4. Pada malam hari
2. Pengambilan gambar meliputi:
2.1. Penggunaan kamera tunggal
2.2. Penggunaan kamera multi
3. Jenis - jenis produksi meliputi:
3.1. Feature film
3.2. Dokumentasi
3.3. Film pendek
3.4. Produksi beranimasi
3.5. Iklan
3.6. Peristiwa atau kemampuan yang difilmkan
4. Jenis-jenis film meliputi:
4.1. Warna
4.2. Stok film
4.3. Hitam putih
4.4. Stok mundur
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 5
5. Persyaratan penyimpanan meliputi:
5.1. Ruang Gelap
5.2. Tas Pengganti
6. Dokumentasi meliputi:
6.1. Permintaan stok
6.2. Laporan stok
6.3. Laporan Kesalahan
6.4. Label kaleng film
6.5. Label magazin film
6.6. Instruksi proses lab
6.7. Jadwal produksi
6.8. Laporan klise gambar
7. Laporan dapat :
7.1. Dibuat dengan komputer
7.2. Ditulis tangan
8. Pengetesan kamera meliputi :
8.1. Pengecekan panjang tempat ukuran
8.2. Jalur film dan akurasi pengikatan
8.3. Pelurusan ikatan
8.4. Perputaran lambat dan perputaran cepat
9. Personel yang terkait meliputi:
9.1. Supervisor
9.2. Kepala bagian
9.3. Pengarah fotografi
9.4. Sutradara
9.5. Operator kamera
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 6
9.6. Penarik fokus
9.7. Pengarah teknik
9.8. Staf teknik lain
9.9. Staf spesialis lain
9.10. Staf lab
PANDUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang
Penilaian harus meliputi bukti pengetahuan utama dan keterampilan dalam
bidang-bidang berikut:
1.1. Jenis film dan karakternya – hitam dan putih/ warna, kepekaan cahaya,
misalnya kecepatan dan ruang gerak, persyaratan temperatur.
1.2. Perbedaan format film dan kegunaannya.
1.3. Prinsip penanganan film dan penyimpanannya.
1.4. Prosedur pengendalian stok, khususnya berkaitan dengan jenis-jenis
barang yang mudah rusak.
1.5. Efek cahaya pada film yang tidak ditayangkan dan yang ditayangkan.
1.6. Ragam peralatan kamera.
1.7. Kompatibilitas jenis film pada peralatan kamera.
1.8. Pengertian prinsip fotografi secara luas seperti penayangan, hubungan
tonal, sumber cahaya, keseimbangan dan warna temperatur dan
kompensasi.
1.9. Pengertian proses pengoperasian lab secara luas.
1.10. Prinsip pengaturan waktu dan koordinasi fungsi pekerjaan pada skedul
kerja yang ketat.
2. Konteks penilaian
2.1. Penilaian dapat terjadi pada pekerjaan, diluar pekerjaan atau campuran
keduanya. Tetapi, penilaian pada unit ini akan sangat efektif dilakukan
pada pekerjaan sebab adanya persyaratan lingkungan kerja yang
spesifik.
2.2. Penilaian diluar kerja harus dilakukan pada lingkungan kerja yang
mendekati tempat kerja yang disimulasikan mendekati tempat kerja.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 7
2.3. Metode penilaian harus meliputi pengamatan kemampuan selama
praktek demo. Pengamatan langsung memerlukan kejadian lebih dari
satu untuk menetapkan konsistensi kemampuan. Serangkaian metode
untuk mengakses penerapan pengetahuan pendukung utama harus
menyokong dan mungkin meliputi :
2.3.1. Contoh kerja atau kegiatan kerja yang disimulasikan
2.3.2. Pertanyaan lesan/wawancara
2.3.3. Proyek/laporan/buku catatan kemajuan
2.3.4. Laporan pihak ketiga dan prestasi otentik sebelumnya
2.3.5. Bukti penilaian
3. Aspek penting penilaian
Karena persyaratan utama dalam koordinasi stok video adalah koordinasi
dokumen, penilaian seharusnya memberi perhatian pada produksi serangkaian
dokumen yang relevan yang meliputi :
3.1. Pemberian label kaleng film yang ditayangkan Stok rekaman
3.2. Laporan klise gambar
3.3. Catatan manajemen produksi
3.4. Catatan stok
4. Kaitan dengan unit-unit lainnya
4.1 Keterkaitan unit kompetensi untuk penilaian akan bervariasi dengan
project atau scenario tertentu. Unit ini penting untuk suatu range
pelayanan teknologi Informasi dan oleh karena ituu harus dinilai secara
keseluruhan dengan unit technical/support.
4.2 Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini
perlu dilakukan dengan hati-hati. Untuk pelatihan pra-kejuruan umum,
institusi harus menyediakan pelatihan yang mempertimbangkan
serangkaian konteks industri seutuhnya tanpa bias terhadap sektor
tertentu. Batasan variabel akan membantu dalam hal ini. Untuk sektor
tertentu/ khusus, pelatihan harus disesuaikan agar dapat memenuhi
kebutuhan sektor tersebut.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Multimedia dan Audio Visual
Mengkoordinir dan Mengisi Stok Film 8
Kompetensi Kunci
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 2
4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 2

Senin, 24 Maret 2008

Camera Angle

1.CA merupakan teknik pengambilan gambar dari sudut atas objek sehingga obyek terlihat dari bagian atas.
2.Frog Eye Level
Kebalikan dari high angle/BEV yaitu mengambil gambar dari sudut bawah.
3.Eye level/Profit Shot
Adalah standar pengambilan gambar dengan ketinggian relatif sedang artinya kamera memiliki ketinggian yang hampir sama dengan obyek.
4.Artifisial Shot
Dimaksudkan untuk memperindah shot sehingga lebih bernuansa seni.
AS biasanya digunakan untuk mengambil suasana alam terbuka.
Pemberian akses dedaunan atau rumput didepan lensa mengesankan gambar terlihat dinamis.
5.Black Light Shot
Adalah pengambilan gambar dengan dilakukan dengan posisi kamera berhadapan kamera secara frontal dengan sumber cahaya di depanya.Sehingga memungkinkan terekamnya siluet Talent

Tipe Shot

ECU(Extreme Close Up)
Teknik pengambilan gambar dengan fragming lebih memusat pada/bagian tubuh yang menduung informasi dalam alur cerita.
CU(Close Up)
Adalah pengambilan gambar dimana kamera berada dekat dengan subyek sehingga gambar yang dihasilkan memenuhi''FRAME''
MCU(Medium Close Up)
Adalah media pengambilan gambar dengan komposisi Framing subjek lebih jauh dari Close Up,Tetapi lebih dekat dengan medium shot.
MS(Medium Shot)
Merupakan teknik merekam gambar kurang lebih setengah badan.Hal ini dimaksudkan untuk memperlihatkan detail subyek yang memberi ruang pandang.
FS(Full Shot)
Memungkinkan pengambilan gambar dilakukan pada obyek secara utuh dari kepala hingga kaki.
MLS(Medium Lng Shot)Framing kamera dengan mengikutsertakan setting sebagai pendukung suasana.
LS(Long Shot)
Merupakan shot dengan ukuran framing yang memiliki ruang pandang lebih lebar dari MLS.
ELS(Extreme Long Shot)
Pengambilan gambar sehingga artis/subyek hampir tidak terlihat disini setting ruang sangat berperan,dimaksukan untuk mempertegas atau membantu/imajinasi ruang cerita.

Jumat, 14 Maret 2008

About Me

Name :Septiyani
School :SMK NEGERI 1 CILACAP
Address :West Ganggeng street,Number 274,Mertasinga
Hobby :Singing,shooping,reading magazine etc
Fav.Food :fried chiken
Fav.Drink :Avocado Juice
Fav.Place :Sea
I think thats all about me,,,,,,

Rabu, 05 Maret 2008

doraemon

tugas multimediaq pertama bu ari

Jenis-jenis produksi Film

1.Feature Film adalah rangkaian tayangan visual yang mengambarkan bagian dari naskah atau film.
2.Dokumenter adalah film yang menyajikan cerita nyata,dilakukan pada lokasi yang sesungguhnya.Juga sebuah gaya dalam memfilmkan dengan efek realitas yang diciptakan dengan cara penggunaan kamera,sound dan lokasi.
3.Produksi animasi adalah bagian yang memiliki tugas membuat,mengolah dan memperbanyak animasi (gambar bergerak 2D/3D).
4.Komersial (iklan) adalah film yang diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi,baik tentang produk maupun layanan masyarakat.
5.Peristiwa atau penampilan yang difilmkan adalah ---
6.Video Musik adalah sarana bagi para produser musik untuk memasarkan produknya lewat medium televisi.
7.Segala jenis produksi televisi,seperti musik,drama,komedi,variety show,olahraga adalah ---
8.Produksi televisi langsung,tunda,atau ulang adalah bagian yang mengolah produk film yang akan ditayangkan di televisi baik secara langsung,tunda maupun ulang.
9.Film pendek adalah film yang berdurasi kurang dari 60 menit.

Selasa, 26 Februari 2008

tugas kedua pak moko

maaf pak, tugas saya terlambat soalnya blog saya yang dulu gak bisa dibuka.

tugas pertama pak moko


Inilah kamera penerus seri MD dari panasonic, tepatnya penerus MD9000. Dengan reputasi MD9000 yang kurang bagus dengan begitu banyaknya kerusakan mekanik, Panasonic mencoba memperbaiki dengan mengeluarkan Panasonic MD1000. Perbedaan utamanya adalah digunakannya 3 CCD.

Dengan adanya tiga CCD, menjadikan Panasonic MD10000 sebagai kamera miniDV Professional dengan harga ekonomis. Bentuknya yang besar menambah nilai lebih sebagai pengguna yang ingin sentuhan 'action' sebagai kameraman, berbeda dengan kamera berbentuk kecil yang relatif kurang mendapat perhatian. Dengan bentuk yang besar pula, Panasonic MD1000 ini nyaman untuk dipanggul, sehingga meminimalisir goyangan yang sering terjadi bila pengguna belum terbiasa melakukan pengambilan gambar.

Untuk melakukan pengambilan gambar pada kondisi terik matahari, CCD Panasonic MD1000 ini menunjukkan taringnya dengan sedikitnya 'smear' level dan tetap menjaga 'dynamic range' warna pada level yang bagus. Otomatis dengan lebarnya pita level, akan terjasi gradasi warna yang bagus dan kekontrasan tinggi.

Kualitas lensa kelas menengah dengan optical zoom sebesar 16X cukup untuk shooting dalam keadaan biasa. Disertakan pula digital zoom 'hanya' sampai 10x untuk menjaga distorsi gambar tidak terlalu banyak. Perlu diketahui, bahwa zoom secara digital akan membuat ketajaman gambar berkurang. Pada intinya Panasonic MD1000 ini didesain sebagai kamera professional dengan penggunaan yang semudah kamera amatir.